Rabu, 02 Juni 2010

Hillary Clinton Ingatkan Penyerangan Israel Harus Direspons Hati-hati
Rita Uli Hutapea - detikNews

Hillary Clinton (AFP)


Israel Serang Relawan Kemanusiaan
Washington - Pemerintah Turki mendesak AS untuk secara lugas mengecam Israel atas penyerangannya terhadap misi kemanusiaan Freedom Flotilla. Namun menurut Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Hillary Clinton, perlu adanya respons yang hati-hati atas peristiwa itu.

"Saya pikir situasi itu dari perspektif kami sangatlah sulit dan membutuhkan respons yang hati-hati, bijaksana dari semua pihak terkait," kata Hillary usai pertemuan dengan Menlu Turki Ahmet Davutoglu di Washington seperti dilansir kantor berita Reuters, Rabu (2/6/2010).

Dalam pertemuan itu Davutoglu mendesak Washington mengambil sikap jelas terhadap penyerangan Israel. Menurut pemerintah Israel, serangan itu telah menewaskan setidaknya 9 orang. Kebanyakan korban berkebangsaan Turki.

Sebelumnya kepada para wartawan di Washington, Davutoglu mengisyaratkan bahwa Turki kecewa karena AS tidak mengecam keras Israel. "Beberapa sekutu kami tidak siap untuk mengutuk tindakan-tindakan Israel," cetus Davutoglu.

"Kami mengharapkan solidaritas penuh untuk kami," tuturnya. "Seharusnya itu bukan pilihan antara Turki dan Israel. Itu seharusnya pilihan antara benar dan salah," tegasnya.

Turki dan AS selama ini menjalin hubungan yang sangat baik. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS P.J. Crowley mengatakan, Washington akan mengupayakan adanya peran internasional dalam penyelidikan atas penyerangan Israel tersebut.

"Turki punya kepentingan vital dalam hal ini. Negara-negara lain juga punya kepentingan vital dalam hal ini," kata Crowley.

"Kami akan bekerja dalam Dewan Keamanan PBB dan lebih luas lagi untuk melihat bagaimana elemen internasional bisa dimasukkan ke investigasi ini," pungkasnya.

Sebelumnya Dewan Keamanan PBB mengeluarkan statemen resmi yang mengutuk jatuhnya korban jiwa dalam serangan itu. DK PBB juga menyerukan adanya penyelidikan yang netral dan transparan atas peristiwa itu.


sumber : Rita Uli Hutapea - detikNews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar